Wealah nggerr...
Hasil penelitian IPB membutikan bahwa kapsul-kapsul pembungkus obat yang beredar di pasaran terbuat dari gelatin babi! Sialnya, saya adalah satu dari sejuta kaum mukmin di Indonesia yang tahu soal info ini. Padahal, berita tentang cangkang kapsul sudah dipublikasikan sejak tahun 2008. Berarti, saya ketinggalan berita selama 5 tahun.
//--Sigh... Betapa kupernya saya... Lebih tepatnya kurang baca...
Kaum mukmin tidak akan berdosa mengonsumsi babi, selama menempelkan label "kepaksa" di dahi. Betul begitu, kan?
Cangkang kapsul terbuat dari gelatin atau pembentuk gel lainnya, dimana merupakan hasil olahan protein pada tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Umumnya, gelatin pada cangkang kapsul dibuat menggunakan tulang dan kulit dari babi atau sapi. Di Indonesia, tipe hard-shelled capsule (capsulae dures) lebih banyak beredar dibandingkan soft-shelled capsule (capsulae molles). Komposisi hard-shelled capsule (capsulae dures) adalah gelatin, pewarna, pengawet, dan pelentur.
Pertanyaan saya sekarang adalah...
Bukannya tidak mungkin memperoleh kapsul halal di Indonesia, walaupun hingga saat ini Indonesia masih ketagihan mengimpor kapsul gelatin babi ketimbang kapsul gelatin sapi. Hal ini disebabkan, harga kapsul gelatin babi lebih miring --cenderung jomplang, dibandingkan kapsul gelatin sapi. Coba bayangkan, capsule manufacture China menjual hard-shelled capsule gelatin babi seharga $0.001-$0.005 per pieces, sedangkan kapsul gelatin sapi dijual dengan harga $0.01-$0.05 per pieces.
Namun, kabar gembira datang dari capsule manufacture asal Pakistan, "Gelcaps (Pakistan) Ltd". Tersiar kabar manufacture tersebut bersedia menjual hard-shelled capsule (capsulae dures) dimulai dari harga $0.0075 per pieces. Selain itu, cangkang kapsul tersebut terbuat dari sayuran yang disebut sebagai "Vegetable Capsule Shell".
Kesimpulannya, obat berlabel halal dari LPPOM MUI pun tidak menjamin 100% halal, karena yang diperiksa hanya isi kapsul, sedangkan cangkang kapsul dibiarkan saja teronggok di laboratorium. Jadi, selama puluhan tahun, semenjak Indonesia mengenal obat kapsul, tanpa sadar DNA babi sudah menjalar ke seluruh tubuh umat Islam. Termasuk saya! Pada akhirnya, lambat laun saya akan mensifati babi. Salah satu sifat babi adalah tidak memiliki rasa cemburu.
Kalau sudah begini, saya harus mau repot setiap kali minum obat kapsul. Buka cangkang kapsul, lalu makan isinya. Lebih baik menelan rasa pahit, getir, atau anyir obat daripada menelan barang subhat. Alternatif lain, saya bisa menanyakan kepada apoteker mengenai kehalalan cangkang kapsul, bukan hanya isinya. Kalau informasi yang diberikan apoteker tidak jelas, lebih baik tinggalkan saja obat itu.
Ada kisah apa di balik semua ini? Bentar saya ketik dulu. Sabar ya.
Hasil penelitian IPB membutikan bahwa kapsul-kapsul pembungkus obat yang beredar di pasaran terbuat dari gelatin babi! Sialnya, saya adalah satu dari sejuta kaum mukmin di Indonesia yang tahu soal info ini. Padahal, berita tentang cangkang kapsul sudah dipublikasikan sejak tahun 2008. Berarti, saya ketinggalan berita selama 5 tahun.
//--Sigh... Betapa kupernya saya... Lebih tepatnya kurang baca...
Kaum mukmin tidak akan berdosa mengonsumsi babi, selama menempelkan label "kepaksa" di dahi. Betul begitu, kan?
"Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan daging dari hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.
Tetapi siapa yang terpaksa memakannya, bukan karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang" - Al-Baqarah ayat 173.
Cangkang kapsul terbuat dari gelatin atau pembentuk gel lainnya, dimana merupakan hasil olahan protein pada tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Umumnya, gelatin pada cangkang kapsul dibuat menggunakan tulang dan kulit dari babi atau sapi. Di Indonesia, tipe hard-shelled capsule (capsulae dures) lebih banyak beredar dibandingkan soft-shelled capsule (capsulae molles). Komposisi hard-shelled capsule (capsulae dures) adalah gelatin, pewarna, pengawet, dan pelentur.
Pertanyaan saya sekarang adalah...
"Kenapa cangkang kapsul yang digunakan industri farmasi Indonesia bisa mengandung babi?"
Bukannya tidak mungkin memperoleh kapsul halal di Indonesia, walaupun hingga saat ini Indonesia masih ketagihan mengimpor kapsul gelatin babi ketimbang kapsul gelatin sapi. Hal ini disebabkan, harga kapsul gelatin babi lebih miring --cenderung jomplang, dibandingkan kapsul gelatin sapi. Coba bayangkan, capsule manufacture China menjual hard-shelled capsule gelatin babi seharga $0.001-$0.005 per pieces, sedangkan kapsul gelatin sapi dijual dengan harga $0.01-$0.05 per pieces.
Namun, kabar gembira datang dari capsule manufacture asal Pakistan, "Gelcaps (Pakistan) Ltd". Tersiar kabar manufacture tersebut bersedia menjual hard-shelled capsule (capsulae dures) dimulai dari harga $0.0075 per pieces. Selain itu, cangkang kapsul tersebut terbuat dari sayuran yang disebut sebagai "Vegetable Capsule Shell".
Kesimpulannya, obat berlabel halal dari LPPOM MUI pun tidak menjamin 100% halal, karena yang diperiksa hanya isi kapsul, sedangkan cangkang kapsul dibiarkan saja teronggok di laboratorium. Jadi, selama puluhan tahun, semenjak Indonesia mengenal obat kapsul, tanpa sadar DNA babi sudah menjalar ke seluruh tubuh umat Islam. Termasuk saya! Pada akhirnya, lambat laun saya akan mensifati babi. Salah satu sifat babi adalah tidak memiliki rasa cemburu.
Kalau sudah begini, saya harus mau repot setiap kali minum obat kapsul. Buka cangkang kapsul, lalu makan isinya. Lebih baik menelan rasa pahit, getir, atau anyir obat daripada menelan barang subhat. Alternatif lain, saya bisa menanyakan kepada apoteker mengenai kehalalan cangkang kapsul, bukan hanya isinya. Kalau informasi yang diberikan apoteker tidak jelas, lebih baik tinggalkan saja obat itu.
Behind the story... [Update 07 April 2019]
Tulisan di atas, saya ketik pada tanggal 19 September 2013. Artinya, kalau kita hitung dari hari ini, maka seenggaknya sudah hampir 6 tahun berlalu. Tapi, sebetulnya ada alasan juga pemicu kenapa saya menulis artikel yang tidak disertai sumber seperti ini.Ada kisah apa di balik semua ini? Bentar saya ketik dulu. Sabar ya.
saya dari dulu kl kapsul sy buka cangkangnya. soalnya...gak bisa nelan! tablet atau kaplet saya kunyah abis sblm ditelan. hehehe
BalasHapushehe... alhamdulillah selamat deh dari yang syubhat ya mbak :)
HapusContohnya obat apa ya
BalasHapus